Riris
Imelda
TERMODINAMIKA
Termodinamika
adalah cabang dari ilmu fisika yang mempelajari tentang proses perpindahan
energi sebagai kalor dan usaha antara sistem dan lingkungan. Kalor diartikan
sebagai perpindahan energi yang disebabkan oleh perbedaan suhu, sedangkan usaha
merupakan perubahan energi melalui cara-cara mekanis yang tidak disebabkan oleh
perubahan suhu. Proses perpindahan energi pada termodinamika berdasarkan atas
dua hukum, yaitu Hukum 1 Termodinamika yang merupakan persyaratan hukum kekekalan
energi, dan Hukum 2 Termodinamika yang memberikan batasan tentang arah
perpindahan kalor yang dapat terjadi.
Sistem Termodinamika
Dalam termodinamika dikenal istilah sistem dan lingkungan. Sistem adalah
benda atau sekumpulan apa saja yang akan diteliti atau diamati dan menjadi
pusat perhatian. Sedangkan lingkungan adalah benda-benda yang berada diluar
dari sistem tersebut. Sistem bersama dengan lingkungannya disebut dengan
semesta atau universal. Batas adalah perantara dari sistem dan lingkungan.
Contohnya adalah pada saat mengamati sebuah bejana yang berisi gas, yang
dimaksud dengan sistem dari peninjauan itu adalah gas tersebut sedangkan
lingkungannya adalah bejana itu sendiri.
Jenis-jenis
sistem
Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan sifat dari batasan
dan arus benda, energi dan materi yang melaluinya. Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang
terjadi antara sistem dan lingkungannya, yaitu :1) Sistem terbuka
Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda (materi) dengan lingkungannya. Sistem terbuka ini meliputi peralatan yang melibatkan adanya aliran massa kedalam atau keluar sistem seperti pada kompresor, turbin, nozel dan motor bakar. Sistem mesin motor bakar adalah ruang didalam silinder mesin, dimana campuran bahan bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder, dan gas buang keluar sistem. Pada sistem terbuka ini, baik massa maupun energi dapat melintasi batas sistem yang bersifat permeabel. Dengan demikian, pada sistem ini volume dari sistem tidak berubah sehingga disebut juga dengan control volume.
Perjanjian yang kita gunakan untuk menganalisis sistem adalah
- Untuk panas (Q) bernilai positif bila diberikan kepada sistem
dan bernilai negatif bila keluar dari sistem
- Untuk usaha (W) bernilai positif apabila keluar dari sistem
dan bernilai negatif bila diberikan (masuk) kedalam sistem.
Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi pertukaran zat dengan lingkungan. Sistem tertutup terdiri atas suatu jumlah massa yang tertentu dimana massa ini tidak dapat melintasi lapis batas sistem. Tetapi, energi baik dalam bentuk panas (heat) maupun usaha (work) dapat melintasi lapis batas sistem tersebut. Dalam sistem tertutup, meskipun massa tidak dapat berubah selama proses berlangsung, namun volume dapat saja berubah disebabkan adanya lapis batas yang dapat bergerak (moving boundary) pada salah satu bagian dari lapis batas sistem tersebut. Contoh sistem tertutup adalah suatu balon udara yang dipanaskan, dimana massa udara didalam balon tetap, tetapi volumenya berubah dan energi panas masuk kedalam masa udara didalam balon.
Sebagaimana gambar sistem tertutup dibawah ini, apabila panas diberikan kepada sistem (Qin), maka akan terjadi pengembangan pada zat yang berada didalam sistem. Pengembangan ini akan menyebabkan piston akan terdorong ke atas (terjadi Wout). Karena sistem ini tidak mengizinkan adanya keluar masuk massa kedalam sistem (massa selalu konstan) maka sistem ini disebut control mass.
Suatu sistem dapat mengalami pertukaran panas atau kerja atau keduanya, biasanya dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya:
- Pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.
- Pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.
3) Sistem terisolasi
Sistem yang mengakibatkan tidak terjadinya pertukaran panas, zat atau kerja dengan lingkungannya. Contohnya : air yang disimpan dalam termos dan tabung gas yang terisolasi. Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama dengan energi yang keluar dari sistem.
Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem disebut property (koordinat sistem/variabel keadaan sistem), seperti tekanan (p), temperatur (T), volume (v), masa (m), viskositas, konduksi panas dan lain-lain. Selain itu ada juga koordinat sistem yang didefinisikan dari koordinat sistem yang lainnya seperti, berat jenis, volume spesifik, panas jenis dan lain-lain. Suatu sistem dapat berada pada suatu kondisi yang tidak berubah, apabila masing-masing jenis koordinat sistem tersebut dapat diukur pada semua bagiannya dan tidak berbeda nilainya. Kondisi tersebut disebut sebagai keadaan (state) tertentu dari sistem, dimana sistem mempunyai nilai koordinat yang tetap. Apabila koordinatnya berubah, maka keadaan sistem tersebut disebut mengalami perubahan keadaan. Suatu sistem yang tidak mengalami perubahan keadaan disebut sistem dalam keadaan seimbang (equilibrium).
A. Proses Termidinamika
1. Usaha oleh Sistem terhadap Lingkunggan
Usaha yang
dilakukan sistem pada lingkungannya merupakan ukuran energi yang dipindahkan
dari sistem ke lingkungan.
Gambar tersebut menunjukkan suatu gas di dalam
silinder tertutup dengan piston (penghisap) yang dapat bergerak bebas tanpa
gesekan. Pada saat gas memuai, piston akan bergerak naik sejauh Δs . Apabila luas piston A,
maka usaha yang dilakukan gas untuk menaikkan piston adalah gaya F dikalikan jarak Δs . Gaya yang dilakukan
oleh gas merupakan hasil kali tekanan P dengan luas piston A, sehingga:
W = F . ∆s
W = P . A . ∆s
W = P . ∆V atau W
= P ( V2 - V1 )
karena A.
Δs = ΔV , maka:
Ketererangan
:
W =
usaha ( J)
V1
= volume mula-mula (m3)
P = tekanan (N/m2)
V2=
volume akhir (m3)
ΔV = perubahan volume (m3)
dW = F . d
= F . P . A
ds
= PdV
Apabila V2
> V1, maka usaha akan
positif (W > 0). Hal ini berarti gas (sistem) melakukan usaha terhadap lingkungan. Apabila V2 < V1, maka usaha
akan negatif (W < 0). Hal ini berarti gas
(sistem) menerima usaha dari lingkungan. Untuk gas yang mengalami perubahan
volume dengan tekanan tidak konstan, maka usaha yang dilakukan sistem terhadap lingkungan dirumuskan:
Jika volume gas berubah dari V1 menjadi V2,
maka:
Besarnya
usaha yang dilakukan oleh gas sama dengan luas daerah di bawah kurva pada diagram P-V
Contoh
Soal :
1.
Suatu gas dipanaskan pada tekanan
tetap sehingga memuai, seperti terlihat pada gambar. Tentukanlah usaha yang
dilakukan gas. (1 atm = 105 N/m2)
Penyelesaian
:
Dik : p = 2 atm
V1 = 0,3 L
V2 = 0,5 L.
1 L =
1 dm3 = 10–3 m3
Dit : W?
Jawab :
W = p ( ΔV) = p (V2 – V1)
= 2 × 105 N/m2 (0,5 L – 0,2 L) × 10–3 m3 =
60 Joule.
2. Proses Termodinamika Gas
·
Proses Isobarik
Proses Isobarik adalah proses perubahan
keadaan sistem pada tekanan tetap.
W = P ( V2 - V1 )
= P (∆V)
Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap
konstan, gas dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam
tekanan konstan, gas melakukan usaha (W = p∆V).
Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstan Qp.
Berdasarkan hukum I termodinamika, pada proses isobarik berlaku:
QP = W + ∆V
Sebelumnya telah
dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama dengan kalor yang diserap gas pada
volume konstan. QV =∆U
Dari sini usaha gas dapat
dinyatakan sebagai : W = Qp − QV
Jadi, usaha yang dilakukan oleh
gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih energi (kalor) yang diserap gas
pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor) yang diserap
gas pada volume konstan (QV).
gambaran grafiknya:
- Proses Isokhorik
Proses Isokhorik adalah proses perubahan keadaan
sistem pada volume tetap.
W = P (∆V) =
P (0)
W = 0
gambaran
grafiknya:
- Proses Isotermal
Proses Isotermal
adalah proses perubahan keadaan suhu tetap.Proses ini mengikuti proses hukum
Boyle, yaitu: PV = KONSTAN.
Dari persamaan gas ideal PV = nRT , Karena nRT merupakan bilangan tetap, maka grafik
P - V berbentuk hiperbola.
Proses
isotermik dapat digambarkan dalam grafik p – V di bawah
ini. Usaha yang dilakukan sistem dan kalor dapat dinyatakan sebagai:
- Proses Adiabatik
Proses
adiabatik adalah proses perubahan keadaan
sistem tanpa adanya kalor yang masuk ke sistem atau keluar dari sistem
(gas) yaitu :
Q = 0
Usaha yang dilakukan pada proses
adiabatik:
W = ( x - x
B.
Hukum I Termodinamika
Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Kita hanya dapat mengubah bentuk energi, dari bentuk energi yang satu ke bentuk
energi yang lain.
Apabila suatu sistem diberi kalor, maka
kalor tersebut akan digunakan untuk melakukan usaha luar dan mengubah energi
dalam.
Hukum I Termodinamika
menyatakan bahwa:
Untuk
setiap proses, apabila kalor Q diberikan kepada sistem dan sistem melakukan
usaha W, maka akan terjadi perubahan energi dalam ∆U = Q – W.
Pernyataan
ini dapat dituliskan secara matematis:
·
W bertanda negatif jika sistem menerima
usaha dari lingkungan
·
Q bertanda positif jika sistem menerima
kalor dari lingkungan
·
Q bertanda negatif jika sistem melepas
kalor pada lingkungan
Usaha Luar / Kerja
Gas
dalam suatu silinder apabila dipanaskan, volumenya akan mengembag. Gas tersebut
dapat dikatakan melakukan usaha.
Gas dalam suatu sipinder melakukan usaha:
1. Kerja
atau usaha luar pada gas ideal
Pers.
Gas ideal :
a. Proses
Isotermik ( T tetap)
b. Proses
Isometrik / Isokhorik / Isovolum ( V tetap )
c. Proses
Isobarik ( p tetap )
Usaha luar ( W ) :
tergantung pada lintasan atau proses
Tenaga Dalam (Usaha Dalam)
Jumlah kalor
Menurut hukum I Termodinamika
Pada proses dengan V tetap berarti dW = 0
Sehingga :
cp = kalor jenis gas pada tekanan tetap
Untuk proses p tetap
Proses pada gas ideal :
= 8,3.107 erg/mol K
= 8,3 joule/mol K
Energi dalam (U) : tidak
tergantung pada lintasan proses, melainkan hanya tergantung pada suhu awal dan
suhu akhir.
C. HUKUM II
TERMODINAMIKA
Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa
energi bersifat kekal, tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan,
tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
Pada hukum I Termodinamika tidak ada
petunjuk adanya arah perubahan dan batasan-batasan yang lain.
Ada beberapa masalah yang tidak dapat
diterangkan pada hukum I Termodinamika antara lain :
1.
Dapatkah kalor mengalir dari benda yang
dingin ke benda yang lebih panas atau dari benda yang sama suhunya dengan
tiba-tiba dapt mengalirkan kalor, sehingga suhu kedua benda menjadi berbeda.
2.
Dapatkah energi kalor seluruhnya diubah
menjadi energi mekanik atau usaha secara terus-menerus.
3.
Dapatkah energi diubah sekehendak kita.
4.
Dapatkah energi kalor seluruhnya diubah
menjadi usaha.
Jawabannya adalah dapat, tetapi hanya
untuk satu proses atau satu tahan saja.
Hukum II Termodinamika
membatasi perubahan energi mana yang dapat terjadi dan yang tidak dapat
terjadi. Pembatassan ini dinyatakan dengan berbagai cara, antara lain :
1.
Hukum II Termodinamika dalam menyatakan
aliran kalor.
Kalor
mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan
tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya.
2.
Hukum II Termodinamika dalam pernyataan
tentang mesin kalor.
Tidak
mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang
semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan megubah seluruhnya menjadi
usaha luar.
3.
Hukum II Termodinamika dalam pernyataan
entropi.
Total
entropi semesta tidak berubah ketika proses reversibel terjadi dan bertambah
ketika proses irreversibel terjadi.
Proses Reversibel :
suatu proses yang dapat dibalikkan ke keadaan semula tanpa mengubah keadaan
sekelilingnya.
Proses Irreversibel :
suatu proses yang tak terbalikkan. Untuk mengembalikkan ke keadaan semula harus
mengubah keadaan sekelilingnya.
Entropi adalah besaran termodinamika
yang menyertai perubahan setiap keadaan dari awal sampai keadaan akhir sistem.
Entropi menyatakan ukuran ketidakteraturan suatu sistem. Suatu sistem yang
memiliki entropi tinggi berarti sistem tersebut makin tidak
teratur.
Perubahan entropi suatu sistem hanya
tergantung pada keadaan awal dan akhir. Proses reversibel tidak mengubah total
entropi dari semesta, tetapi setiap proses irreversibel selalu menaikkan
entropi semesta.
HUKUM KE NOL TERMODINAMIKA
Setelah sistem A dan B terjadi keseimbangan
termis dan sistem C dihubungkan dengan A dan B, maka selanjutnya akan terjadi
keseimbangan termis. A = B = C
A
C
B
A
C
B
Proses yang terjadi dalam suatu arah, misal benda yang berbeda temperaturnya bersentuhan, akhirnya seimbang termal. Tetapi tidak dapat terjadi dalam arah yang sebaliknya. Proses tersebut dinamakan proses irreversibel.
Terimakasih kak, sangat membantu
BalasHapusThanks kak
BalasHapusAnuu
BalasHapus